Style 2016 : Lace Up Flats

sepatu flat bertali lace up flats style 2016

2016: Masuknya Sepatu Prajurit Romawi

Lace up flats, sebutan untuk sepatu wanita hak datar atau flat bertali akan segera booming menyusul Chunky heels, karena model ini memberi solusi untuk tampil stylish hanya dengan memakai sepatu flat.


Flat atau sepatu wanita hak datar dengan style lace up belum banyak hadir sepanjang bulan September 2015 sampai akhir Maret 2016, karena rentang waktu tersebut merupakan musim gugur dan musim dingin bagi negara-negara di belahan bumi utara. Sehingga kebanyakan sepatu yang dipakai adalah model yang menutup rapat kaki penggunanya agar tidak kedinginan.

Sesuai dengan karakteristik lace up flats, sepatu ini memberi ruang terbuka pada seluruh bagian kaki, kecuali telapak kaki dan sedikit bagian tertentu sesuai dengan model yang diaplikasikan. Karena itu para wanita tidak akan memakainya sebelum dimulai musim panas pada tahun berikutnya, saat mereka membutuhkan perangkat fashion yang mampu untuk beradaptasi dengan cuaca kering dan panas.

Dari mana istilah lace up flats diadopsi ?

Seperti tradisi fashion yang berlaku selama ini, sepatu flat bertali tersebut akan diperagakan pada fashion week menjelang berakhirnya musim dingin pada bulan Maret 2016 untuk persiapan memasuki musim semi yang berlanjut dengan musim panas sampai September 2016. Diperkirakan para desainer akan lebih banyak menampilkan lace up flats dalam berbagai model dan style dibandingkan musim yang sama tahun lalu.

Pada fashion week sebelumnya, flat bertali ini sudah mulai diperagakan meskipun tidak sesuai untuk trend di musim dingin. Meskipun demikian, penampilannya sempat menarik minat para penyuka sepatu fashion, karena beberapa desain lace up flat memungkinkan untuk digunakan dalam penampilan casual dan resmi sekaligus.

Istilah lace up sendiri pada awalnya digunakan untuk menyebut sepatu pria bertali model Oxford yang berasal dari Skotlandia dan Irlandia. Di tempat asalnya sepatu ini lebih dikenal dengan sebutan Balmoral dan sudah ada sejak abad 17. Popularitasnya baru diperoleh gara-gara para mahasiswa Oxford University merasa bosan dengan sepatu mereka dan menggantinya dengan model Balmoral.

Tidak banyak dimodifikasi model sepatu dengan ciri memiliki lubang mata ikan (eyelets) di kedua belahannya untuk mengaitkan tali sepatu tersebut, pada awal tahun 1800 mulai banyak digunakan di kampus Oxford University. Pada perkembangan selanjutnya makin meluas ke luar kampus dan mereka yang berada di luar kampus, tanpa tahu persis asal usul model sepatu tersebut dengan gampangnya menyebut sebagai model Oxfords.

sepatu flat bertali
Balmoral yang tak memiliki banyak perbedaan dengan model Oxford

Setelah populer karena banyak dipakai di negara-negara Eropa sebagai sepatu resmi, Oxford mulai merambah ke Amerika pada awal abad 19. Pada tahun-tahun tersebut para wanita di Amerika mulai memperoleh kebebasan dalam hal berbusana, mereka sudah mulai menggunakan gaun lebih pendek yang tidak menyapu lantai, sehingga model sepatu yang dipakai juga harus diperhitungkan agar bisa tampil modis.

Meskipun para wanita bebas memakai sepatu model Oxford yang khas milik pria, tetapi mereka hanya menggunakannya untuk kesempatan tertentu karena pada tahun 1920 fashion sepatu dikuasai oleh Mary Jane dan dilanjutkan oleh model T-Bar yang mencapai puncak popularitasnya sampai tahun 1950. Tahun-tahun berikutnya mulai dikuasai oleh high heels.

Dalam kurun waktu tersebut sepatu model Oxford yang dipakai para wanita tidak banyak diaplikasi seperti saat ini, misalnya cone heels model boots bertali atau lace up flats. Lebih jelasnya adalah sepatu Oxford pria yang dipakai wanita. Dalam beberapa dokumen, penerbang wanita pertama dari AS, Amelia Earhart (1897-1937) yang memulai karir terbangnya pada awal 1920-an, banyak terekam mengenakan sepatu Oxford.


sepatu flat bertali lace up flats style 2016
Amelia Earhart sedang menaiki pesawat Beech-Nut jelang melintasi Atlantik.

Kapan Lace up flat diciptakan ?

Sedangkan sejarah lace up, dalam pengertian “lace up” yang saat ini digunakan sebagai istilah populer untuk menyebut sepatu flat bertali, jika dirunut akan memiliki sejarah yang sama tuanya dengan sejarah sepatu. Sepatu flat tertua yang menggunakan tali itu sudah dibuat pada tahun 3.500 SM. Sepatu flat bertali yang kini berusia 5.500 tahun tersebut ditemukan melalui penggalian arkeologi di Armenia dan dinamai Areni-1, sesuai dengan mana gua tempatnya ditemukan.


sepatu flat bertali lace up flats style 2016
Areni-1 sejak 5.500 tahun lalu sudah menggunakan tali sepatu.

Desain Areni-1 mirip dengan sepatu flat modern, solenya dibuat dari kulit dan memiliki upper dengan masing-masing tepinya diberi lubang untuk tempat tali yang berfungsi menutup sepatu sekaligus mengikatkannya pada kaki pengguna. Pada bagian belakang tumit juga dilakukan dengan cara yang sama, ditautkan dengan menggunakan tali sepatu melalui empat lubang berpasangan.

Dalam beberapa literatur tercatat bahwa tali sepatu diciptakan oleh Harvey Kennedy pada 27 Maret 1790. Tanggal tersebut memang menunjukkan waktu lebih awal dari kehadiran Oxfords, sangat mungkin Harvey mengajukan paten untuk model tertentu tali sepatu, bukan berarti sebagai orang pertama yang menciptakan tali sepatu.

Lace up flats atau flat bertali yang mulai menanjak popularitasnya lebih tepat jika disebut sebagai modifikasi dari sepatu yang dipakai oleh para tentara Romawi pada permulaan tahun Masehi. Jika dibandingkan dengan flat bertali saat ini, persamaan keduanya adalah pada bahan yang berasal dari kulit dan cara memakainya yang diikatkan pada pergelangan kaki hingga ke sekitar betis.


sepatu flat bertali lace up flats style 2016
Sepatu prajurit Romawi dengan lace up flat pada prinsipnya tidak berbeda.

Di jaman yang sama, sepatu mirip lace up flats dengan tali pengikat sampai di bawah paha dan lebih banyak difungsikan sebagai pelindung dalam peperangan juga dipakai oleh para gladiator saat bertarung dalam colosseum. Karena itu dalam sepatu fashion terdapat salah satu model sepatu bertali yang disebut gladiator. Sebutan tersebut sekaligus mengindikasikan dari mana sepatu tersebut diadopsi.

Flat bertali milik tentara Romawi dan para gladiator adalah salah satu mata rantai dari proses perkembangan sejarah sepatu. Dari tahun ke tahun sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, model sepatu tersebut telah mengalami berbagai modifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan teknologi pada setiap jamannya masing-masing.

Jika saat ini flat bertali kembali menjadi populer, bukan berarti selera fashion para wanita masa kini kembali mundur ke masa lalu, melainkan fashion sedang dalam proses berputar untuk “memperbaiki” salah satu model sepatu yang pernah populer di masa lalu. Proses tersebut, tentu saja berlangsung dalam tingkat kepekaan fashion yang berbeda didukung oleh teknologi mutakhir, baik dari bahan yang digunakan atau dalam cara produksinya.

Proses yang sama juga terjadi pada model Chunky yang pernah muncul di tahun 1970-an lalu “tenggelam” sekitar sepuluh tahun kemudian, kini hadir kembali dengan penampilan yang jauh lebih modis. Begitu pula halnya dengan sepatu flat bertali, jika di jaman Romawi sepatu tersebut tidak memiliki quarter, sehingga para prajurit harus mengikatkan tali lebih erat pada betis mereka, kini lace up flats tersebut menjadi sepatu wanita yang jauh lebih nyaman dan mudah digunakan.

Tidak hanya itu, lace up masa kini tampil dalam beragam aplikasi, mulai dari flat, low heels, mid heels hingga high heels. Sedangkan bahannya bisa dikombinasi dari berbagai material yang tidak bisa ditemukan oleh para prajurit Romawi. Sehingga andaikata mereka bisa menyaksikan hasil desainnya secara keseluruhan, lace up masa kini hanya layak dipakai oleh para dewi yang mereka sembah.

sepatu flat bertali lace up flats style 2016
Lace Up Flat penampilan sepatu flat yang seksi dan modis.

sepatu flat bertali lace up flats style 2016
Flat bertali yang mematahkan mitos bahwa sepatu flat kurang modis.

sepatu flat bertali lace up flats style 2016
Beragam lace up flat masa kini yang lebih stylish.

Tanda-tanda kehadiran flat bertali dengan penampilan yang lebih cantik sudah mulai nampak dalam beberapa bulan menjelang akhir tahun 2015. Cukup beralasan jika diprediksi bahwa flat bertali akan mengisi sebagian besar pasar sepatu fashion menjelang musim panas, Juni 2016. Dimana saat itu para penyuka fashion membutuhkan sepatu dengan desain terbuka, mudah dipakai tapi tetap bisa tampil modis.


Tags : sepatu-flat-bertali-lace-up-flats-style-2016


Referensi artikel “Stabilitas Sepatu High Heels” :
01. Oxford Shoe
02. Shoelaces History
03. In Ancient Rome, Children's Shoes Were a Status Symbol
04. What Is A Balmoral? A Boot
05. Crochet in Gros Islet
06. Amelia Earhart
07. 25 Best Shoes to Wear with Jeans for Different Looks
08. Top 5 Lace-Up Pointy Flats

No comments:

Post a Comment