Diadopsi menjadi sepatu wanita, Tassel Loafers justru menjadi lebih fashioned dibandingkan dengan penampilannya sebagai sepatu pria.
Tassel Loafers yang diadopsi menjadi sepatu wanita merupakan salah satu style dari model Loafers atau Pantofel yang pada awalnya adalah sepatu untuk kaum pria. Rumbai yang menjadi ciri khas Tassel itu identik dengan bunga, sedangkan bunga selalu diasosiasikan dengan wanita. Sehingga Tassel Loafer justru lebih fashioned berada di kaki wanita daripada dipakai oleh pemilik aslinya, kaum pria.
Selain Tassel, masing-masing style Loafers memiliki ciri-ciri yang spesifik, tapi kurang dikenal oleh konsumen awam. Style paling populer adalah Penny Loafers dengan strap di tengah terbuka yang terletak bagian atas kaki. Sedangkan Bit Loafers juga memiliki strap yang sama, hanya saja diberi sentuhan berupa rantai kecil yang melintang. Ketiga style tersebut memiliki sejarah yang berbeda, ada yang unik, ada yang terjadi secara kebetulan dan ada pula yang sengaja didisain agar menjadi style baru.
Seperti juga produk yang populer dan sebelumnya tidak dipatenkan, begitu pula Tassel Loafers ketika berada di puncak popularitasnya, setelah semua perajin, perusahaan dan para desainer sepatu memasarkan Tassle Loafers dengan beragam variasi, banyak orang yang ingin menelusuri siapa yang pertama kali menciptakan desain sepatu tersebut.
Dari berbagai fakta dan data yang berhasil dikumpulkan, Tassel Loafers pertama kali dipasarkan pada tahun 1950 oleh Alden Shoe Co. perusahaan sepatu yang berlokasi di Massachusetts, AS. Tetapi style Loafers yang diberi rumbai itu bukan murni hasil rancangan dari desainer Alden, melainkan terinspirasi model sepatu yang dipesan oleh toko sepatu Lefcourt di New York. Secara hampir bersamaan, toko sepatu lain di Beverly Hills, Morris Bootmakers juga memesan sepatu dengan model yang sama.
Bagaimana dua toko sepatu yang berbeda lokasi bisa sampai memesan sepatu dengan model yang sama ? Ternyata kedua toko sepatu tersebut mendapat pesanan dari Paul Lukas, seorang aktor film Hollywood. Ihwal Lukas memesan sepatu dengan model yang sama pada kedua toko sepatu secara berbarengan disebabkan merasa kecewa pada perusahaan Farkas & Kovacs yang berlokasi di New York.
Sebelumnya Lukas memang telah pesan kesana dengan membawa sepatu yang dibelinya saat melawat ke Eropa. Pesanan Lukas disertai dengan permintaan agar dibuatkan model yang lebih baik dan nyaman dipakai. Hasilnya ternyata jauh di luar harapan. Karena itu Lukas pun mencoba memesan kembali sepatu yang diinginkannya sekaligus pada dua toko sepatu.
Saat memesan sepatu kepada kedua toko tersebut, Lukas menumpahkan pula rasa kecewanya dan berharap agar pesanannya kali ini bisa sesuai dengan yang dia inginkan. Khawatir tidak dapat memenuhi harapan konsumennya, kedua toko tersebut lalu mengalihkan pesanan mereka ke perusahaan sepatu yang lebih berpengalaman. Pilihan mereka jatuh pada Alden Shoe Co. yang sudah didirikan puluhan tahun silam.
Mendapat pesanan sepatu dengan model yang terhitung baru dan disampaikan hampir secara bersamaan pula, menarik perhatian Arthur Tarlow Sr, pengelola Alden Shoe Co. Arthur kemudian mengamati dan berkesimpulan bahwa model sepatu dengan asesories berupa rumbai kecil tersebut bisa menjadi style yang berbeda sehingga bisa diharapkan akan menarik minat konsumen.
Saat itu pasar sepatu Amerika memang sedang didominasi oleh Penny Loafers, untuk menembus dominasi tersebut harus dilakukan oleh model sepatu dengan desain yang benar-benar eksklusif, mampu menyaingi kenyamanan penggunanya seperti di saat sedang memakai Penny Loafers dan harus dibuat dari bahan yang benar-benar berkualitas agar memiliki keunggulan.
Selesai mengerjakan pesanan sepatu tersebut, Tarlow kemudian melakukan riset dan menyempurnakan desainnya agar bisa menampilkan sepatu dengan model bernuansa baru dan benar-benar berkualitas. Meskipun Alden Shoe Co. merupakan salah satu perusahaan sepatu yang memiliki reputasi 64 tahun sebagai salah satu pembuat sepatu terbaik di Amerika, tak urung memerlukan waktu cukup lama dan akhirnya memutuskan untuk memproduksi sepatu model terbarunya untuk periode pemasaran tahun 1950.
Saat pertama kalinya Tassel Loafers tampil di hadapan konsumen Amerika melalui etalase Lefcourt dan Morris, keduanya adalah toko ritel yang secara khusus menjual perlengkapan busana. Terjual sebanyak 26 pasang pada minggu pertama, ini merupakan awal sukses Tassel Loafers yang diproduksi Alden. Dua tahun kemudian, Alden memproduksi Tasssel Loafers dengan 20 variasi kulit dan warna untuk dipasarkan di New York dan Los Angeles.
Tassel Loafers berhasil diterima konsumen Amerika seperti halnya Penny Loafers. Sukses di New York dan Las Vegas itu kemudian diikuti dengan pengembangan pemasarannya ke toko-toko sepatu di seluruh negara bagian Amerika. Dalam perkembangan selanjutnya, seperti halnya Style Penny Loafers, Tassel Loafers pun akhirnya turun untuk berkompetisi dengan berbagai model sepatu lainnya, termasuk model sepatu hak tinggi. Maka bisa dibayangkan, penampilannya pun berubah secara mendadak menjadi ribuan variasi dan sampai sekarang masih terus tampil varian-varian yang selalu baru.
Tassel Loafers yang tampil fashioned setelah menjadi sepatu wanita |
Referensi :
www.cigaraficionado.com
www.gentlemansgazette.com
No comments:
Post a Comment