Beginilah Penampilan Sepatu Wanita
Setelah Didesain Menjadi Unik dan Cantik
Meskipun sudah didesain menjadi model yang unik dan cantik, sepatu wanita tidak serta merta juga menjadi fungsional dan nyaman dipakai, tetapi pasti mengundang perhatian dan kekaguman.
Mendesain sepatu wanita dengan model yang cantik agar menjadi produk yang laku di pasaran adalah target desainer, tetapi kreativitasnya itu harus dikompromikan dengan aspek pemasaran dan aspek kenyamanan. Sebagai seorang seniman, desainer juga memiliki kebutuhan untuk bisa sepenuhnya mengekspresikan diri secara bebas, hadirnya sepatu wanita unik, eksentrik dan sekaligus cantik ini merupakan implementasi dari sang desainer dalam memenuhi kebutuhannya itu.
Sekali waktu desainer memang harus bersikap tak peduli pada norma-norma kelayakan sepatu dalam fungsinya sebagai alas kaki, apalagi jika ditekan oleh prediksi pemasaran yang terkorelasi dengan trend fashion, yakni pertimbangan utama para pelaku bisnis industri sepatu fashion. Kebebasan berkreasi adalah hakekat dari kreativitas itu sendiri yang merupakan tuntutan dasar, dan nota bene sekali-sekali perlu dipenuhi agar kemampuan untuk berkarya kreatif tidak menjadi tumpul.
Selain itu, rutinitas desainer sebagai seniman untuk menciptakan desain produk dengan batasan-batasan tertentu dalam jangka waktu panjang bisa berdampak mengakibatkan stress. Hal ini tak hanya dialami oleh para desainer kelas dunia, juga para perajin yang merangkap sebagai desainer, bahkan stress yang dihadapi lebih berat karena masih harus ditambah dengan berbagai pertimbangan ekonomis yang menyangkut ketersediaan material hingga ongkos produksi.
Secara umum untuk menghasilkan suatu karya desain, seorang desainer harus menerapkan langkah-langkah yang disebut sebagai Metode Desain, yaitu 01. Explosing atau mencari inspirasi dengan berpikir secara kritis untuk menghasilkan suatu desain yang belum pernah diciptakan. 02. Redefining atau mengolah kembali suatu desain agar menjadi bentuk yang berbeda dan lebih baik. 03. Managing atau menciptakan desain secara berkelanjutan dan terus-menerus. 04. Phototyping atau memperbaiki dan atau memodifikasi desain warisan nenek moyang. 05. Trendspotting atau membuat suatu desain berdasarkan tren yang sedang berkembang. Sangat mungkin kedepannya metode ini akan bertambah komplek sejalan dengan tuntutan perkembangan kebudayaan manusia
Sepatu fashion pada dasarnya hanyalah sepasang alas kaki yang dibutuhkan untuk melindungi telapak kaki dari kemungkinan menginjak benda-benda tajam dan memelihara agar telapak kaki penggunanya senantiasa berada dalam keadaan bersih. Perkembangan peradaban manusia telah mengubah keberadaan sepatu bukan hanya sekedar alas kaki, hal itu sudah dimulai sejak tahun 1324 SM ketika Tutankhamun, Raja bangsa Mesir kuno memakai alas kaki yang terbuat dari emas untuk menegaskan statusnya sebagai penguasa tertinggi.
Saat ini, fungsi sepatu selain tetap digunakan untuk melindungi telapak kaki penggunanya, juga masih memiliki fungsi yang sama atau setidaknya mirip seperti di jaman Tutankhamun. Bahkan masih ditambah lagi dengan akumulasi dari berbagai aspek yang mungkin timbul di sepanjang sejarah peradaban manusia sampai memasuki abad 21. Sehingga sepasang sepatu fashion bisa memiliki fungsi yang sangat beragam, jauh lebih kompleks daripada hanya sekedar alas kaki.
Desain sepatu wanita unik diantara fine art dan applied art
Hal yang pada prinsipnya tidak pernah berbeda adalah sepasang sepatu merupakan hasil karya seni terapan. Seperti diketahui, seni rupa sendiri terbagi atas seni murni atau fine art dan seni terapan atau applied art. Fine art diciptakan oleh seorang seniman dengan kebebasan penuh dalam mengekspresikan ide, karya-karya seni fine art biasanya berupa hasil karya seni lukis dan patung. Sang seniman bisa melukis apa saja sebebas-bebasnya tanpa perlu pertimbangan apakah hasil karyanya akan laku dijual atau tidak.
Salah satu contoh adalah patung sepatu hasil karya Joana Vasconcelos, seniman wanita asal Portugis. Dia menuangkan ekspresi seninya dengan menggunakan ratusan panci stainless steel yang dirangkai sehingga terbentuk menjadi sepatu wanita hak tinggi. Hasil karya seni muni ini jelas tidak ditujukan semata-mata untuk memperoleh uang, tetapi Joana memperoleh kepuasan batin yang tak ternilai saat berhasil menyelesaikan hasil karyanya.
Sebenarnya efek psikologis tersebut juga berimbas kepada setiap orang yang menyaksikan karya seni kontemporer Joana, termasuk Anda dan saya, meskipun tidak bisa menyaksikannya secara langsung. Timbulnya perasaan kagum dan merasa aneh saat melihat high heels ini, paling tidak dalam waktu sesaat bisa melupakan kita dari tekanan beban hidup dan rutinitas tuntutan pekerjaan sehari-hari.
Berbeda dengan hasil ekspresi seni Joana, kreasi sepatu raksasa Kenneth Cole memang benar-benar persis seperti model asli yang didesainnya sendiri untuk peragaan Musim Gugur 2014, yakni chunky high heels hitam dengan style ankle strap dan mengadopsi platform militer. Pilihan Cole juga didasarkan pada pertimbangan bahwa jenis dan model sepatu tersebut mulai menjadi trend dan menggeser popularitas Stiletto. Cole memerlukan waktu hampir 400 jam dalam mengerjakan sepatu raksasa setinggi 1,8 meter dengan lebar 1,9 meter itu.
Kerja keras desainer wanita yang juga pendiri label fashion Kenneth Cole ini tak sia-sia karena berhasil memecahkan rekor baru sepatu hak tinggi terbesar di dunia, sekaligus menjadikannya sebagai promosi bagi penjualan sepatu yang diproduksinya. Sepatu raksasa Kenneth Cole ini memang bukan termasuk karya seni terapan dalam arti bisa digunakan sesuai dengan fungsinya sebagai sepatu wanita, tetapi memiliki tujuan untuk promosi dan sekaligus memecahkan rekor Guinness Book of World Record.
Sepatu raksasa yang merupakan pembesaran dari bentuk aslinya dan dibuat untuk tujuan promosi juga pernah dibuat oleh perusahaan sepatu yang memiliki spesialisasi memproduksi sepatu boots pria berlabel Red Wing Shoes dari Minnesota, AS. Sepatu ini juga menjadi strategi promosi yang efektif sekaligus berhasil memecahkan rekor sepatu boots terbesar yang disertifikasi oleh Guinness Book of World Records.
Sepatu-sepatu raksasa tersebut merupakan hasil kreasi yang tidak memiliki fungsi sebagai sepatu, tetapi dibuat untuk mengekspresikan diri dan kepentingan promosi. Sedangkan applied art diciptakan dengan berorientasi pada fungsi tertentu. Dalam hal ini ide sang seniman dibatasi oleh berbagai aspek yang terkait dengan fungsi dari hasil karyanya. Semua produk dalam kehidupan sehari-hari pada prinsipnya adalah hasil karya seni terapan. Contoh riel adalah sepatu fashion, sepasang sepatu yang stylish dan modis tidak mungkin dapat diciptakan tanpa sentuhan rasa estetika dari seorang desainer.
Semakin peka perasaan estetik sang desainer karena telah terasah selama bertahun-tahun, maka hasil karyanya juga akan memiliki nilai estetika yang tinggi. Bagaimana menuangkan kebebasan kreatifnya untuk menghasilkan desain yang unik sehingga bisa diterapkan menjadi model sepatu yang stylish, unik dan sekaligus cantik merupakan proses “kompromi” secara terus menerus yang terjadi pada diri desainer.
Dalam kaitan tersebut, terlepas dari tujuan agar bisa memecahkan rekor MURI, tercatat dalam Guinness World Records, atau sekedar mencari sensasi, desain model sepatu wanita yang unik dan cantik tetapi tidak laik pakai boleh dikategorikan sebagai hasil karya seni murni. Karena sesuai dengan kriteria fine art, karya tersebut adalah manifestasi kebebasan berekspresi secara penuh yang dilakukan sang desainer. Sebaliknya jika model sepatu wanita yang unik dan cantik tersebut dapat dipakai dengan nyaman dalam melakukan kegiatan sehari-hari, maka sepatu tersebut masuk dalam kategori sebagai hasil karya seni terapan.
Pada kenyataannya terdapat beberapa model sepatu yang nyaris kehilangan fungsinya sebagai alas kaki karena cenderung dibuat sesuai dengan tujuan sang desainer untuk menciptakan hasil karya yang unik. Akibatnya model sepatu ini juga cenderung ditanggapi publik sebagai hasil kreativitas seni apabila dibandingkan dengan fungsinya sebagai alas kaki.
Meskipun demikian model sepatu ini masih memiliki pengguna, tentu saja dalam jumlah yang sangat terbatas karena tidak didasarkan pada kebutuhan untuk memakainya sebagai alas kaki, melainkan lebih didasarkan pada pertimbangan untuk memanfaatkan keunikannya. Seperti beberapa model sepatu yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber, secara umum merupakan hasil karya seni, tetapi secara khusus diterima sebagai alas kaki karena penggunanya mengabaikan fungsi dan lebih membutuhkan efek dari keunikan model sepatu tersebut untuk penampilannya.
Pouncing Point. Sepatu yang nampak seperti hasil kerajinan keramik ini didesain dan dibuat oleh Aya Feldman, Mahasiswa di Jewelry and Fashion Department, Bezalel Academy of seni dan desain, Yerusalem. Feldman menggunakan kombinasi serat karbon, epoxy dan serat kaca polyester sebagai bahan untuk pembuatannya di tahun 2015. Bentuknya terinspirasi ketika Feldman menyaksikan sikap seekor hewan yang hendak menerkam mangsanya.
Space Shoes dibuat dari bahan-bahan layaknya pembuatan sepatu, yakni kulit sapi untuk bagian upper, kulit kasar untuk solmya dikombinasikan dengan kayu birch, polikarbonat dan fiberglas. Sesuai dengan namanya, pada bagian tengah telapak kaki penggunanya tak terdapat insole, sehingga menjadi ruang terbuka sampai pada lengkungan kayu sebagai pengganti midsole sebelum outsolenya yang relatif kecil bersentuhan dengan lantai.
Lucid didesain oleh Iris van Herpen, Desainer Belanda kelahiran Juni 1984. Dengan upper berbahan kulit asli yang diaplikasi dengan ornamen mirip renda, high heels ini dihubungkan oleh platform terbuat dari akrilik transparan berukuran tipis ke sole kayu. Sehingga terkesan penggunanya berada dalam keadaan melayang karena telapak kakinya tidak menyentuh lantai. Lucid didesain untuk melengkapi koleksi sepatu wanita trend 2016 yang diperagakan dalam fashion week tahun 2015.
White Fang. Sepatu high heels berbentuk sekumpulan taring ini didesain oleh Iris Van Herpen, tetapi dalam proses pembuatannya berkolaborasi dengan desainer Stephen Jones, seniman Bart Hess, arsitek Isaie Bloch dan desainer grafis Tara Doughans. Heelsnya dibuat dari kombinasi bahan fiberglass dan serat karbon berwarna sama dengan bagian upper untuk mempertegas efek visualnya. White Fang mengingatkan pada penampilan horn heels yang merupakan submodel dari Cone heels. Bedanya horn heels hanya menggunakan satu tanduk yang bentuknya persis taring untuk haknya.
Biopiracy Bootie merupakan high heels yang didesain dengan menyatukan lapisan untuk fungsi style sling back sampai ke batas out-sole, sehingga penampilan sepatu ini terkesan lebih tinggi dari ukuran aslinya sekitar 17,5 Cm. Sepatu bernuansa masa depan yang mengadopsi hak model wedges ini adalah salah satu hasil desain Iris Van Herpen. Iris juga dikenal sebagai desainer yang suka bereksprimen menggabungkan teknik pembuatan sepatu secara tradisional untuk mengolah bahan-bahan hasil inovasi terbaru.
Eksternal Bones II lebih cenderung merupakan sepatu eksprimen bagi Alejandra Simonetta, desainer dari Argentina yang berdomisili di London. Lulusan London College Of Fashion itu menginginkan heels atau platform sepatu high heels yang selama ini berbentuk padat diganti hanya dengan bagian luarnya saja. Implementasinya menjadi seperti penampilan Eksternal Bones II yang dibuat dari kombinasi bahan stainless steel, pladtik dan porselen. Bagian upper dan insole yang bersentuhan langsung dengan kaki tetap dipertahankan menggunakan kulit untuk kenyamanan penggunanya.
BA.ST. merupakan hasil kreasi Gert Van Gastel, lulusan Academy of Fine Arts di Sint-Niklaas Belgia (SASK) yang juga berlatarbelakang pendidikan dekorasi dan kostum. Selain itu Gert juga pelukis untuk katya lukis yang menggunakan dengan model telanjang. Sepatu hasil desainnya mencerminkan keragaman bidang seni yang dikuasainya, meskipun terkesan ramai tetapi tetap unik. Konstruksinya membuat high heels booties ini lebih aman dan nyaman untuk digunakan.
Tongari Atama adalah salah satu sepatu hasil kreasi Gert Van Gastel yang didesain berdasarkan inspirasi dari penampilan tokoh-tokoh komik Manga Jepang. Pemilihan desain dan warna upper yang menjadi kesatuan dengan heels sampai out-sole, sementara di bagian counter belakang disematkan bulu putih, secara keseluruhan mengesankn seperti seekor kelinci yang sedang marah dan bersiap menerkam lawannya. Gert Van Gastel menampilkan sepatu high heels booties ini lebih bernuansa Manga sehingga lebih sesuai digunakan oleh kalangan gadis remaja.
Janga adalah sepatu yang didesain oleh Gal Souva dan dibuat bahan kayu tanpa kombinasi bahan lain. Awalnya, mahasiswa Bezelel Academy of Art and Design ini terinspirasi oleh bangunan dari kayu yang mampu menahan beban berat jika disusun berdasarkan konstruksi sistematis. Janga dibuat dengan menerapkan prinsip tersebut, kendalanya adalah membuat lekukan pada insole agar sesuai dengan telapak kaki dan menyusun posisi kayu di bagian pengganti toe box agar nyaman saat digunakan berjalan oleh pemakainya.
X Chromosome didesain dan dibuat oleh Carolin Holzhuber, desainer sepatu dari Austria yang kini bekerja dan tinggal di London, Inggris. Ide Carolin dalam membuat desain sepatunya didasarkan pada berbagai insprasi. High heels ini dibuat dari kombinasi bahan kulit untuk upper, bagian sol di bawah telapak kaki dibuat dari serat karbon yang tipis tapi melar, sehingga dapat menyerap hentakan kaki penggunanya agar bisa lebih nyaman.
Conjoined Illusion seperti yang diungkapkan desainernya, Carolin Holzhuber, memang sengaja didesain untuk membuat bingung mereka yang menyaksikan dan hendak menggunakan sepatu ini. Didesain dengan menggunakan konsep kembar Siam setiap pasangan sepatu memiliki empat sole dari serat karbon. Masing-masing memiliki konstruksi dengan kekuatan yang sama, ukuran solenya dan heelsnya juga didesain dengan fungsi dan kekuatan yang sama. Membeli sepasang sepatu ini bisa mendapat dua pasang, tetapi tetap hanya dipakai sepasang.
Hydraulic Spring menjadi sepatu wanita yang benar-bernar unik karena heelsnya didesain secara khusus, bukan dibuat di studio rumah mode tetapi di work shop peralatan mobil. Pasalnya, heels untuk sepatu ini mirip shock absorber dengan sistem hidrolik yang berfungsi untuk menyerap hentakan kaki, sehingga penggunanya akan merasa seperti sedang berjalan di atas kasur. Ide Silvia Fado yang lulusan MA Fashion Footwear in London College of Fashion 2014 ini memang cukup unik, sekaligus memperkaya dunia fashion sepatu wanita.
Three Black Wedges memang berpenampilan seperti tiga wedges warna hitam yang “ditumpuk” jadi satu. Meskipun untuk penyuka sepatu wedges penampilannya itu bisa membingungkan, tetapi Three Black Wedges setinggi 31 cm ini berhasil meraih The World Records Academy's untuk kategori “Sandal tertinggi di dunia”. Desainer sepatu ini adalah Mihai Albu dari Rumania yang sejak kehadirannya dalam dunia sepatu fashion dikenal memiliki ciri desain arsitektural. Maklum, desainer ini memang memiliki latar belakang arsitektur, obsesinya adalah mendesain bentuk-bentuk yang serba kacau tetapi tetap memiliki keseimbangan karena didesain berdasarkan prinsip-prinsip arsitektural.
Deconstruct juga didesain agar secara visual bisa menghasilkan efek ketidakstabilan konstruksi. Mihai Albu mendesain heel-nya tidak langsung dari seat heels ke top heels, tetapi dibuat menjadi dua bagian asimetris yang kemudian disambung. Begitu pula dengan platformnya, tidak didesain menjadi satu bentuk yang solid, tetapi juga dibagi dua bagian yang asimetris kemudian disatukan. Sehingga meskipun secara visual akan menimbulkan keraguan terhadap keseimbangannya, sepatu yang unik ini tetap memiliki keamanan prima dan nyaman untuk digunakan.
Circus Heels. Sesuai dengan namanya, sepatu ini memang lebih cocok dipakai oleh para pemain sirkus yang terbiasa melakukan beragam atraksi yang membutuhkan kemampuan dalam memelihara keseimbangan. Desainernya, Tali Sorit yang pernah belajar desain sepatu fashion pada Bezalel Academy of Art and Design ini merancang Circus Heels karena terinspirasi oleh konsum yang digunakan para pemain sirkus. Circus Heels memiliki penampilan yang cukup unik dan cantik, tapi di sisi lain dibutuhkan ketrampiulan untuk menggunakan high heels ini. Lebih dari itu juga dibutuhkan keberanian untuk menerima resiko terjatuh.
Body Inscriptions didesain oleh Zuhal Canyurt, desainer wanita dari Turki yang memperoleh beasiswa untuk meraih gelar Master dalam bidang “Luxury Accessories Design and Management” pada Instituto Marangoni, Milan. Selama berada di Italia Zuhal memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memperkenalkan karya-karyanya dan merintis kerjasama dengan kalangan dunia fashion yang dijadikan jalan awal untuk membangun bisnisnya sendiri. Desain Zuhal cenderung bernuansa tradisional, seperti halnya Body Inscriptions yang didesain karena terinspirasi oleh seni tatto tradisional Anatolian.
Sepatu unik tanpa sol di bagian tengah telapak kaki. |
Fold merupakan salah satu hasil desain Rene Van Den Berg yang memang dikenal sebagai desainer sepatu-sepatu unik dan cantik. Selain menjalankan perusahaan sepatu milik keluarga yang dirintis pendahulunya sejak tahun 1902, Rene juga pengajar pada The Dutch Shoe Academy, sekolah di Belanda yang mengajarkan desain dan ketrampilan membuat sepatu. Fold dibuat dengan bahan kulit and carbon fibre berdasarkan konsep yang unik tetapi tetap memiliki fungsi sebagai sepatu yang nyaman untuk digunakan.
Didesain unik tapi tetap mempertahankan kenyamanan pengguna. |
Voetstuk dibuat pada tahun 2000 dengan kombinasi dari bahan kulit dan aluminium. Rene Van Den Berg menerapkan desain unik dengan efek mekanika yang disesuaikan dengan anatomi telapak kaki agar tetap mempertahankan kenyamanan pengguna. Sehingga meskipun memakai sepatu yang didesain dengan penampilan yang berbeda, tetapi pengguna akan merasa seperti memakai sepatu yang biasa dipakainya sehari-hari.
Sepatu dengan hak berbentuk mirip paruh burung elang |
Hommage à Giger mengadopsi bentuk kepala burung, paruhnya nampak pada bagian belakang sepatu yang tidak tersambung dengan bagian bawah ditambah heels, meskipun terkesan rendah tetapi sebenarnya sepatu ini termasuk kategori high heels. Pilihan Rene Van Den Berg untuk top heels berbentuk segi empat bisa menambah tingkat stabilitas dan keamanan bagi pemakainya.
Sepatu berpenampilan unik yang mengadopsi model wedges |
Heh Ku merupakan hasil karya kolaborasi antara Sanne Steijger dengan Nienke van Dee. Kedua warga Belanda ini memiliki latar belakang pendidikan seni, Sanne Steijger lulusan Utrecht School of the Arts, Belanda tahun 2014. Sedangkan Nienke van Dee selain lulusan Utrecht juga pernah belajar selama 3 tahun di Akademi Desain di Eindhoven. Heh Ku dibuat dari bahan kulit dan kayu dikombinasikan dengan tekstil yang diproses secara khusus untuk memperoleh bahan yang unik dan berbeda.
Desain yang terinspirasi oleh alas kaki tradisional Rusia. |
Forgotten Path didesain oleh Winde Rienstra, perancang busana kelahiran 1981 yang dibesarkan di Friesland, Belanda. Desain sepatu ini terinspirasi oleh alas kaki tradisional Rusia yang seluruhnya terbuat dari kayu. Rienstra kemudian mendesain bentuk baru dan membuatnya dari kombinasi bahan plastik, pines atau paku payung yang disepuh emas dan strapnya dibuat dari untaian manik-manik kayu.
Sepatu ini dibuat dari potongan kayu, bagian uppernya hanya seutas tali |
Ithaca pertama kali dipamerkan dalam Amsterdam Fashion Week 2013. Sepatu wanita unik karya Winde Rienstra ini terinspirasi oleh puisi C.P. Cavafy yang mengisahkan perjalanan seseorang untuk menemukan jati dirinya dalam kebudayaan yang berbeda-beda. Ithaca dibuat dari potongan-potongan kayu yang disusun sehingga membentuk platform model wedges. Strapnya dibuat dari seutas tali yang dikaitkan pada semacam paku yang dibuat secara khusus dan dipasang pada platform.
Konsepnya terinspirasi anatomi tulang manusia yang disatukan otot. |
Joint Anatomy merupakan hasil karya Jintae Eom, desainer dari Seoul, Korea Selatan. Awalnya Jintae adalah mahasiswa desain grafis di Universitas Myung-ji, karena merasa lebih cocok mendesain alas kaki kemudian belajar desain sepatu di Polimoda, Florence. Joint Anatomy terinspirasi anatomi tulang-tulang manusia yang pada dasarnya merupakan potongan-potongan yang terpisah, tetapi disatukan oleh otot sehingga membentuk karangka manusia sebagai suatu kesatuan. Karena itu desain Joint Anatomy terdiri dari dua bagian utama yang terpisah, yakni sol bagian depan dan belakang. Kedua potongan itu kemudian disatukan oleh strap elastis menjadi sepatu, tetapi telapak kaki bagian tengah tetap terbuka.
Sepatu yang didesain untuk menggabungkan fashion dengan seni abad modern |
ShoeMachine merupakan sepatu platform yang didesain dengan kombinasi bahan kulit, kulit kayu, kayu yang dipres untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan dan kesemuanya disatukan menggunakan lem. Karena desainernya, Chris Francis ingin menggabungkan fashion sebagai seni dari abad 20 dengan pembuatan sepatu secara tradisional. Selain itu, desainer yang bermarkas di Los Angeles ini ingin sepatunya menjadi hasil karya seni, tetapi tetap bisa diapaki sesuai fungsinya sebagai alas kaki.
Desainernya terinspirasi oleh Armadillo Shoe karya desainer Paris, Alexander McQueen. |
Atribute to Alexander McQueen. Sesuai dengan namanya sepatu hasil desain Noa Rubin ini terinspirasi oleh Armadillo Shoe karya desainer Paris, Alexander McQueen. Hanya saja armadillo milik Noa Rubin merefleksikan hewan tersebut sedang mempertahankan diri dengan cara menggulung tubuhnya sehingga membentuk seperti bola. Sepatu karya desainer busana yang juga lulusan Bezalel Academy ini dibuat dari kombinasi bahan kulit kambing, gabus alam dan sintetis, bentuk luarnya dicetak dari fiberglas.
Meskipun hellsnya berbentuk bola tetapi memiliki top heels berbidang datar. |
L'image Tranquille adalah sepatu wanita unik yang didesain Jan Taminiau pada tahun 2013. Versi terdahulu dengan bentuk yang sama hanya berbeda warna telah dibuat setahun sebelumnya untuk diperagakan dalam 'Tarnished Beauty' 2012 dan dipamerkan pada Museum Brooklyn. L'image Tranquille memiliki hak berbentuk bola tetapi pada bagian yang menyentuh lantai ditambah top heels dengan bidang datar, agar pemakainya tetap memiliki keseimbangan meskipun masih beresiko seperti stiletto.
Desain ekstrim berbentuk gurita tetapi bisa dipakai sesuai fungsi sepatu. |
Polyposis adalah salah satu sepatu unik hasil kreativitas Kermit Tesoro, desainer fashion yang juga artis dan penulis dari Philipina. Lulusan Fashion Institute of the Philippines ini menjadi populer karena beberapa sepatu uniknya menjadi koleksi Lady Gaga. "Sepatu belalai gurita" karya desainer kelahiran Manila, June 1988 ini dibuat dari kombinasi kulit dan kayu.
Sole sepatu ini bisa mengikuti gerakan telapak kaki penggunanya. |
O adalah sepatu wanita karya Esther Dorhout Mees, pemilik label fashion atas namanya sendiri, Esther Dorhout Mees, yang didirikannya setelah menimba pengalaman dengan menjadi desainer pada rumah mode terkenal Bruuns Bazaar dan Tommy Hilfiger. Idenya terinspirasi oleh sifat air yang lembut dan fleksibel, dua bagian sepatu yang terpisah antara heels dengan platform depan terhubung oleh sole fleksibel yang bisa mengikuti gerakan telapak kaki penggunanya. Material yang digunakan merupakan kombinasi antara kayu, suede dan pita transparan sebagai pengikat kaki.
Dibuat dari bahan-bahan alami dengan menggunakan teknik tradisional |
Boot, sepatu boots karya Jang Na Hee seluruhnya terbuat dari bahan-bahan alami berupa kombinasi dari logam , kayu dan karet. Desainer yang pernah belajar di Bunka Fashion College, Shinjuku, Jepang dan juga lulusan College of Fashion Design, Korea Selatan ini menggunakan teknik tradisional untuk membuat sepatu boots yang juga diberinya nama : Boot.
Mencerminkan keinginan untuk kembali ke alam pedesaan |
Escape 4 merupakan salah satu dari serangkaian sepatu yang didesain oleh Lies Sockeel untuk memenuhi tugas belajarnya pada Academy of Fine Arts di Sint-Niklaas, Belgia. Escape mencerminkan keinginan Lies Sockeel untuk kembali ke alam pedesaan yang hijau dan damai. Lapisan luar yang "membungkus" sepatu ini diibaratkannya sebagai unsur-unsur alam pedesaan yang membungkus high heels berbahan sintetis yang merupakan produk modern dari perkotaan.
Sepatu dengan desain dalam bentuk apa pun bisa dibuat dengan bahan modern |
Vacuum Step 2 adalah karya Pavla Podsedníková, lulusan tahun 2013 Academy of Arts, Architecture and Design, Praha. Sepatu yang berbasis platform wedges ini dibuat dari bahan-bahan modern, desainernya berusaha membuktikan bahwa tidak ada kesulitan untuk membuat sepatu dengan desain dalam bentuk apa pun, karena teknologi modern telah menyediakan berbagai bahan yang bisa menggantikan material konvensional.
Sepatu ini pada dasarnya berbentuk hati, kemudian dibelah dua |
The 'S' Project terinspirasi oleh ikon berbentuk hati yang sering ditampilkan untuk melengkapi ilustrasi pasangan yang sedang jatuh cinta. Sepatu ini pada dasarnya berbentuk hati yang dibelah dua menjadi bagian depan dan bagian belakang sepatu yang meliputi quarter dan heels. Keduanya disatukan dengan insole yang berbahan logam. Desainernya, Shahar Petel membuat sepatu ini sebagai tugas akhir masa pendidikannya di Bezalel Academy.
Sepatu Eceng Gondok hasil kreativitas yang paling unik |
Sepatu Eceng Gondok yang informasinya dikumpulkan dari berbagai blog ini bukan saja sepatu wanita yang paling unik dan cantik, tetapi lebih dari itu. Pasalnya, sepatu ini merupakan hasil kreativitas dalam memanfaatkan tanaman yang pertumbuhannya sangat cepat sehingga berdampak menyumbat aliran sungai menjadi produk fashion yang bernilai ekonomis.
Sepatu Eceng Gondok memiliki manfaat dari berbagai aspek |
Sepatu Eceng Gondok tidak hanya memiliki aspek fashion, juga aspek sosial ekonomis bagi masyarakat di sekitar sungai dalam memanfaatkan dan sekaligus memelihara lingkungan. Desainernya terdapat di beberapa daerah di Indonesia dan mereka bukan lulusan sekolah fashion. Karena memiliki manfaat dari berbagai aspek tersebut, maka sepatu eceng gondok layak disebut sebagai satu-satunya sepatu wanita yang paling unik dan cantik di muka bumi dalam abad 21.
Sebenarnya masih banyak sepatu wanita yang tergolong unik karena setiap desainer di berbagai negara memiliki prinsip desain masing-masing, selain itu juga memiliki latar belakang budaya berbeda-beda. Sehingga sepatu wanita unik karena semata-mata didesain berdasarkan tuntutan ekspresi seni selalu bisa hadir meskipun dunia fashion mengalami percepatan dinamika akibat semakin ketatnya kompetisi bisnis di pasar global.
Tags : desain-model-sepatu-wanita-yang-unik-dan-cantik
Artikel Terkait dengan “Beginilah Penampilan Sepatu Wanita Setelah Didesain Menjadi Unik dan Cantik” :
Hanya Lady Gaga yang Bisa Memanfaatkan Ultra High HeelsModel Sepatu yang Diilhami Kaki Wanita Centaur
Rainbow Wedges, Ikonnya Wedges Ferragamo
Sepatu Wanita Punya Pasar “Ekslusif”
Referensi dan Foto Artikel “Beginilah Penampilan Sepatu Wanita Setelah Didesain Menjadi Unik dan Cantik” :
01. Desain industri02. Creative Mind: Joana Vasconcelos
03. Kenneth Cole gets his name in the record books with world’s largest high heel replica
04. Red Wing : Built To Fit, Built To Last, Built The World’s Largest Boots
05. www.virtualshoemuseum com
06. “Tongari Atama” designed by Gert van Gastel at the Grassi Museum in Leipzig, Germany
07. www.carolinholzhuber com
08. www.simonettaalejandra com
09. www.silviafado com
10. www.mihaialbu ro
11. www.irisvanherpen com
12. Zuhal Canyurt: Designer shoes with artistic history
13. www.jantaminiau com
14. www.winderienstra com
15. Bisnis Limbah Eceng Gondok
16. sepatuecenggondok.blogspot co.id
No comments:
Post a Comment