Model Sepatu Wanita Paris Trend 2016
Bagaimana model sepatu wanita rancangan desainer Paris untuk trend 2016 ? Apa saja model heels dan aplikasi yang ditawarkan ketika chunky dan flat mulai kembali populer di pasar fashion ?
Model sepatu wanita Paris untuk trend 2016 yang ditampilkan pada fashion week akan berpengaruh cukup besar terhadap perkembangan model dan style sepatu wanita di dunia fashion. Meskipun pusat mode di dunia tak hanya di kota yang memiliki menara Eiffel tersebut, tetapi Paris menjadi ikon mode yang kuat sejak abad ke-16 bermula ketika Anne Boleyn, permaisuri Raja Henry VIII tampil dengan tatanan rambut yang berbeda di jamannya.
Mulai saat itu, mode mulai berkembang dan menjadi bagian dalam kehidupan kalangan atas. Pada abad ke 17 di bawah pemerintahan Louis XIV ketika Perancis berkembang menjadi negara yang paling kuat dan berpengaruh di wilayah Eropah, mode dari Paris pun ikut mempengaruhi negara-negara di benua tersebut. Sebutan Paris sebagai pusat mode di Eropah pun menjadi semakin kokoh.
Bahkan sampai masa pemerintahan Napoleon di abad ke 18, Rose Bertin, seorang couturier masih tetap dipertahankan sebagai menteri khusus untuk urusan mode. Kementerian ini bertugas untuk memberikan pemahaman terhadap para desainer mengenai mode pakaian yang diinginkan oleh para penguasa untuk memelihara citra dan menjaga status sosial mereka.
Meskipun dunia fashion mengenal empat pusat mode, yakni Milan yang pernah mendominasi dunia mode pada tahun 1980-an. London yang memantapkan diri sebagai kota mode didorong oleh faktor pernikahan Kate Middleton dengan Pangeran William. Kate yang dikenal sangat modis dan berkali-kali terpilih sebagai wanita dengan busana terbaik itu setelah menerima gelar Duchess of Cambridge maka setiap penampilannya selalu menjadi sasaran paparazi. Dengan sendirinya busana yang dikenakan Duchess of Cambridge pun cenderung menjadi ikon fashion dari London.
Di luar benua Eropa yang sarat dengan latar belakang kekayaan budaya, New York juga berkembang menjadi kota pusat mode dunia terutama untuk gaya yang cenderung bersifat modern kontemporer. Dibandingkan dengan empat pusat mode tersebut, Paris memiliki sejarah fashion yang panjang sehingga trend mode yang ditawarkan akan selalu diperhitungkan oleh kalangan fashion.
Selain itu produk-produk fashion dari rumah mode di Paris seperti Lanvin, Chanel, Christian Dior, Louis Vuitton, Saint Laurent dan lain-lain sudah dikenal dunia sebelum Perang Dunia ke 2. Uniknya, lokasi rumah mode dari merk-merk terkenal itu terletak saling berdekatan diantara tiga jalan di Paris, yaitu Avenue Montaigne, The Champs-Elysees dan Avenue Marceau.
Saat ini, ketika pasar sepatu fashion gencar diinvasi oleh model chunky terutama melalui fashion week di New York dan Milan, yang sudah dimulai sejak dua tahun lalu, para desainer dari rumah mode terkemuka di Paris tidak semuanya menampilkan chunky untuk model sepatu wanita trend 2016. Nampaknya sebagian masih enggan untuk beralih ke model heels mirip “ganjal kaki” tersebut, atau memang ingin tetap mempertahankan dominasi model stiletto dan cone heels karena telah memberikan banyak kontribusi.
Berikut adalah model sepatu wanita yang ditawarkan untuk trend tahun 2016, atau selama musim semi dan musim panas (Spring-Summer) di Eropah yang akan berakhir pada 23 September 2016. Apakah di pasar lokal dan di negara para desainernya sudah banyak dipakai para penyuka fashion, atau setidaknya sepatu wanita yang didesain dengan model dan aplikasi serupa, mengingat model ini sudah diperkenalkan pada fashion week di Paris akhir tahun 2015 dan dipublikasikan secara luas ke para penyuka fashion di seluruh penjuru dunia melalui jaringan internet.
Sementara itu fashion house yang bermarkas di Paris ini umumnya sudah memiliki perwakilan dan cabang di kota-kota besar seluruh dunia, setidaknya bekerjasama dengan fashion house lokal untuk memasarkan produk mereka. Balmain misalnya, memilih H&M sebagai mitra untuk memasarkan produk fashion mereka. H&M Grand Indonesia di Jakarta, menjadi satu-satunya store yang menyediakan koleksi Balmain untuk konsumen Indonesia. Dior dan Saint Laurent juga memiliki gerai resmi di Indonesia yang berlokasi di Plaza Indonesia, Jl. M.H. Thamrin, Plaza Senayan Jakarta
Model sepatu wanita untuk trend 2016 andalan Balmain
Mengimbangi popularitas model lace-up flat atau sepatu flat bertali, para desainer Balmain yang dikomandani Olivier Rousteing menampilkan aplikasi model booties dengan style gladiator. Nampaknya Balmain menolak untuk berkompromi dengan chunky karena seluruh sepatu yang ditampilkan menggunakan cone heels dengan top heels cenderung ke ukuran model stiletto.
Penampilannya yang khas dan berbeda mengesankan sebagai sepatu fashion typikal Balmain. Dominasi rajutan tali dari beraneka bahan, warna dan variasi membuat booties yang seharusnya hanya pantas dipakai di musim dingin ini menjadi sepatu musim panas yang stylish. Booties high heels dengan pola dasar yang sama tersebut menjadi andalan bagi rumah mode Pierre Balmain untuk trend musim semi dan musim panas tahun 2016.
Rousteing mampu menampilkan Booties bertali ini dengan ciri khas desain sang pendirinya, Pierre Balmain yang bernuansa mewah dan halus. Sepasang sepatu ini dipatok dengan harga sekitar Rp. 11 Juta (kurs IDR Juni 2016) terbilang yang paling murah bila dibandingkan model booties bertali lainnya yang ditawarkan bervariasi dengan harga tertinggi sekitar Rp. 24 Juta.
Harga itu terbilang standar untuk ukuran sebuah rumah mode terkemuka Perancis yang dirintis sejak tahun 1914 oleh Pierre Balmain. Dedikasi Balmain terhadap fashion membuatnya pada era paska Perang Dunia II disebut sebagai raja fashion Perancis. Di masa itu hasil desain Balmain banyak dipopulerkan oleh artis kaliber dunia seperti Ava Gardner dan Brigitte Bardot.
Chunky Elegan dari Dior
Sepatu wanita untuk trend 2016 yang ditampilkan fashion house Christian Dior adalah model chunky heels yang diaplikasi dengan kombinasi style sling back dengan ankle strap berukuran lebar, sehingga terkesan seperti sehelai saputangan yang diikatkan diatas pergelangan kaki. Kombinasi tersebut tidak hanya memberikan penampilan feminis, tetapi sekaligus juga memberikan kenyamanan dan tambahan keamanan bagi penggunanya.
Bagian ujung sepatu yang didesain dengan style pointed toe selain bisa menghapus kesan bahwa chunky identik dengan “ganjal kaki” juga memberikan efek penampilan yang elegan. Trik para desainer yang dikomandani Francesco Russo menambahkan asesories dengan mengadopsi bentuk ikat pinggang untuk menampilkan gesper besar secara mencolok, selain secara visual berhasil menghapus ketidak seimbangan dari ankle strap berukuran lebar, juga menambah kecantikan bagi penampilan sepatu ini.
Untuk trend 2016 Dior menampilkan satu model andalan dengan 4 variasi. |
Kalau kemudian Dior hanya mengandalkan satu model sepatu untuk trend 2016, keputusan itu memang masuk akal. Model sepatu ini memang sangat elegan dan cantik, sehingga menjadikannya sebagai sepatu fashion yang membuat wanita tergoda untuk memakainya tidak hanya pada musim semi dan musim panas, melainkan di segala musim. Dari satu model, Dior menawarkan berbagai kombinasi pada warna, termasuk high dan low heels.
Desain minimalis dari Saint Laurent
Boleh dibilang tidak ada model sepatu yang terlalu baru dari Saint Laurent, misalnya jika dibandingkan dengan Balmain atau Dior. Tetapi fashion house yang didirikan pada tahun 1961 oleh desainer Yves Saint Laurent ini sudah menjadi salah satu merk fashion Perancis yang dikenal dunia sebagai pusat mode, maka produk dari Saint Laurent selalu diperhitungkan oleh kalangan fashion karena bisa memicu trend mode.
Model sepatu wanita Saint Laurent yang paling menarik ditampilkan untuk trend 2016 adalah model sandal dengan desain sangat minimalis. Nyaris menampilkan seluruh kaki pemakainya, model ini konsisten dengan musim semi dan musim panas yang membutuhkan lebih banyak udara untuk mengurangi keringat, terutama di sela-sela jari kaki. Sandal dengan style ankle strap tersebut ditampilkan dalam beberapa variasi, model paling elegan adalah strap merah polos dengan ankle strap bervariasi, dan model tiga strap kuning emas bersilang dengan ankle strap yang sama.
High heels dengan strap tipis yang cantik dari Saint Laurent |
Agak aneh, pada kesempatan yang sama Saint Laurent juga memperagakan model booties dengan penampilan yang benar-benar sebagai sepatu boots. Bedanya pada sepatu boots tersebut ditambahkan beberapa asesosies. Sementara model lainnya yang cukup unik mengadopsi sepatu pria, pada pergelangan kakinya disambung material lain dan ditambahkan ornamen. Kesannya memang membuat boots tersebut masuk dalam kategori fashion, bukan sepatu boots biasa.
Model sepatu wanita Saint Laurent yang ditawarkan untuk trend 2016 masih merupakan hasil para desainer yang dimanajemeni oleh Hedi Slimane. Sejak April 2016, Creative Director yang telah bergabung selama empat tahun dengan Saint Laurent itu telah mengundurkan diri. Posisinya kemudian diisi oleh Anthony Vaccarello yang sebelumnya menjabat sebagai direktur kreatif brand Versace.
Vamp “V” dari Lanvin untuk trend 2016
Jika pada umumnya para desainer berusaha mendesain bagian vamp dengan bentuk terbuka selebar mungkin agar bisa menampakkan kaki penggunanya secara optimal, baik melalui style d’Orsay yang memamerkan bagian tengah atau sling back dengan bagian tumit yang terbuka, sedangkan untuk bagian depan biasa diaplikasi dengan style peep toe atau open toe. Tidak demikian dengan model yang ditampilkan Lanvin untuk trend 2016.
Vamp dengan pola berbentuk hutuf V merupakan style yang terbilang baru meskipun dampaknya menutup lebih banyak bagian kaki penggunanya. Secara visual menimbulkan kesan lebih runcing, apalagi jika bagian depan didesain pointed toe. Untuk wanita yang lebih suka memilih sepatu dengan style terbuka, Lanvin mengaplikasikan style sling back agar tetap bisa mempertahankan vamp V. Sebagai model andalan untuk trend 2016, model Vamp V ini ditawarkan dalam berbagai bahan, warna dan aplikasi.
Sepatu lainnya yang terbilang merupakan hasil adopsi ballet flats, model ini seperti layaknya sepatu balet hanya terdiri atas dua bagian, sole dan vamp yang dibuat elastis dan biasanya sepatu ini bisa dilipat. Lanvin menampilkannya dengan sentuhan desain yang berbeda, model yang sama juga diaplikasi dengan heels milik kitten sehingga penampilannya pun berubah menjadi elegan.
Mirip seperti booties Vivian Westwood, perusahaan fashion yang didirikan oleh Jeanne Lanvin pada tahun 1889 ini juga merilis model booties yang “kedodoran”. Untuk style knee high booties yang memiliki ukuran diatas betis, kesan “kedodoran”-nya nampak keterlaluan dan kurang praktis. Tetapi sangat mungkin untuk knee booties yang sebatas betis dan ankle booties sebatas pergelangan kaki akan menjadi trend.
Sebagai fashion house tertua di Perancis dan sering menjadi trend setter, selain tiga model tersebut Lanvin masih menampilkan berbagai model sepatu high heels wanita untuk trend 2016. Koleksi Lanvin untuk Spring Summer 2016 ini merupakan desain terakhir dibawah arahan Alber Elbaz. Karena pada bulan Maret 2016 jabatan direktur kreatif yang dipegang Elbaz sejak tahun 2001 digantikan oleh Bouchra Jarrar.
Kesederhanaan yang elegan dari Hermes
Koleksi sepatu wanita untuk trend 2016 yang ditampilkan Hermes mengesankan kesederhanaan tetapi cukup elegan. Tidak hanya busana yang ditampilkan para model, tetapi juga asesories dan terutama sepatu. Hermes mengadopdi Clogs, sepatu tradisional dari negara-negara di Eropa seperti Belanda, Denmark dan Swedia yang terbuat dari kayu. Model ini pernah populer di antara tahun 1970 hingga 1980-an.
Karakteristik clogs masih nampak jelas meskipun heelsnya sudah diaplikasi dengan model cone heels, pilihan pointed toe untuk bagian depan menambah sepatu yang di Indonesia lebih populer dengan sebutan selop ini menjadi semakin cantik. Hermes menawarkan desain andalannya ini dengan banyak variasi warna dan bahan.
Beberapa model sepatu ini ditampilkan dengan cara yang unik, yakni dengan dipakainya strap kecil dengan bahan dan warna serupa pada pergelangan kaki. Keunikannya, strap tersebut tidak terhubung dan menjadi bagian dari sepatu, melainkan berdiri sendiri dan lebih bersifat sebagai asesories. Tetapi strap itu secara visual berhasil menciptakan keseimbangan penampilan model clogs yang mengesankan serba terbuka mulai dari punggung kaki sampai ke betis, menjadi lebih cantik.
Model lain yang juga diperagakan adalah adopsi dari sneakers, didesain dengan tidak menyimpang dari konsep asalnya kecuali memberi sentuhan warna yang berbeda antara bagian depan dan belakang dengan pola menyilang, sehingga secara visual mengesankan sebagai sepatu dari dua bagian yang disatukan. Sepatu model sneakers yang memang sedang naik daun ini menjadi tampil berbeda dan unik, tak berlebihan jika diprediksi bisa menarik minat para penyuka sneakers.
Moccasin ala Louis Vuitton
Jika selama ini diketahui bahwa moccasin menginspirasi kehadiran sepatu model loafers, kini giliran moccasin menginspirasi para desainer Louis Vuitton. Hasilnya sangat berbeda dengan loafers, meskipun diaplikasi dengan model penny loafers dan style slingback, kesan spesifik moccasin yang berupa jahitan pada bagian atas serta lilitan di seputar vamp bisa dengan seketika mengasospasikan pada moccasin.
Di tangan desainer Louis Vuitton sepatu tradisional suku Indian Powhattan dihadirkan kembali dengan penampilan sangat stylish. Pemilihan kulit berwarna hitam dengan lilitan tali putih yang kontras membuat sepatu ini tampil mencolok dan membuat siapa pun yang melihatnya untuk mengetahui detailnya secara menyeluruh.
Selain model tersebut, rumah mode yang sudah berusia satu setengah abad lebih itu juga menampilkan serangkaian model sepatu yang berbeda. Meskipun semuanya terbilang aplikasi baru tetapi tak mampu mengalahkan pesona moccasin ala Louis Vuitton. Beberapa diaplikasi dengan model chunky yang sedang naik daun, juga jenis sepatu flat dengan platform yang berukuran cukup tinggi.
Chunky untuk trend 2016 dari Chanel
Model sepatu wanita yang ditawarkan Chanel lebih berorientasi pada model yang sedang menjadi kecenderungan pasar sepatu fashion, yakni model chunky, sepatu hak datar dan sneakers. Rumah mode yang didirikan Coco Chanel dan sudah meraih popularitas sejak tahun 1910 ini, dalam Paris Fashion Week Spring 2016 tidak menampilkan high heels dengan model stiletto atau cone heels.
Sepatu mid heels andalan Chanel memilih model chunky platform dengan desain sandal yang menggunakan strap berukuran besar, kemudian diaplikasi dengan style Mary Jane sekaligus ankle strap ini mampu mengubah kesan chunky yang mirip “ganjal kaki” berubah menjadi stylish. Jika dicermati, pilihan bahan sintetis berwarna metalic yang mendominasi bahkan sampai membungkus seluruh heelsnya itulah yang membuat model ini tampil jauh berbeda. Misalnya jika dibandingkan model ini menggunakan kulit asli, bahkan jika menggunakan bahan kulit suede sekalipun.
Masih menggunakan model chunky dengan platform yang sama persis, model kedua didesain dengan mengaplikasi ankle booties divariasi dengan style man shoes yang typikal menggunakan tali sepatu. Uniknya, bagian upper didominasi material sintetis transparan, sehingga meskipun terbungkus sampai ke pergelangan kaki, tetapi kaki penggunanya tetap kelihatan. Pemilihan material yang dominan dengan warna serba putih membuat penampilan sepatu ini menjadi elegan.
Mengikuti kecenderungan pasar, Chanel mendesain model sandal sneaker cukup tebal, di seputar platfotmnya dilengkapi lampu led. Tentu saja model yang beraplikasi dengan produk teknologi ini menarik perhatian banyak orang karena cahayanya yang berkedip-kedip. Bagi Chanel model ini bukan pertama kali diluncurkan, karena sebelumnya sudah pernah merilis model sepatu berlampu dalam koleksi Cruise 2015.
Kemudian model sepatu tersebut digunakan oleh Julianne Moore dalam acara Chanel Métiers D'Art, April 2015. Di Indonesia model yang sama sudah populer di sekitar tahun 1912 tetapi diterapkan pada sepatu anak-anak balita, tidak hanya mengedipkan cahaya, bahkan bisa mengeluarkan bunyi berdenyit setiap kali digunakan untuk melangkah.
Model sepatu musim semi dari Nina Ricci
Untuk trend 2016 Tumah Mode Nina Ricci konsisten menampilkan alas kaki yang sesuai dengan musim semi dan musim panas, yakni mid heels model sandal dengan ukuran strap yang bervariasi, beberapa model didesain dengan tambahan ankle strap. Pilihan satu warna untuk model ini tidak hanya memberikan kesan sederhana dan kompak, tetapi juga elegan.
Seperti diperagakan para model pada fashion week untuk trend musim semi 2016, paduan sandal ini dengan busana yang tepat memberikan efek penampilan yang optimal. Model ini memang menjadi andalan rumah mode yang sudah berdiri sejak tahun 1932 itu, karena desainer Nina Ricci, Guillaume Henry tidak menampilkan model lain.
Henry membangun penampilan para model dengan membentuk kekuatan melalui padu padan busana secara terintegratif. Unsur yang paling dominan dari busana dan sepatu yang didesain sederhana dan kompak tersebut terletak pada pilhan warna yang ditampilkan. Maka dengan mengkombinasikannya secara tepat akan bisa menjadi kesatuan yang sinergis untuk mendukung penampilan pemakainya.
Desain minimalis dan bernuansa etnis dari Valentino
Model sepatu wanita Paris untuk trend 2016 yang ditampilkan oleh Valentino tidak banyak berbeda dengan pilihan Lanvin, yakni desain minimalis sesuai dengan kebutuhan di musim semi dan terutama musim panas. Flat, low heels dan paling tinggi mid heels adalah basis pilihannya untuk mendesain model sepatu bertali dan model sandal.
Model lace-up flat yang mulai jadi trend di tahun lalu, dikembangkan para desainer Valentino menjadi beragam penampilan. Beberapa didesain dengan hanya mengandalkan tali, sebagian divariasikan dengan strap. Sedangkan yang paling menarik untuk model sandal adalah penampilan sentuhan bernuansa etnis pada strapnya.
Untuk trend 2016 ini Valentino tidak menampilkan berbagai model, tetapi mengandalkan pada model sepatu dengan style lace-up dan model sandal. Meskipun demikian para model yang memperagakannya tak kehilangan pesona dan tetap dapat tampil secara elegan. Para desainer rumah mode ini nampaknya tidak mengabaikan kinerja Valentino Clemente Ludovico Garavani, sang pendiri Valentino yang pernah memperoleh penghargaan dari Presiden Perancis, Jacques Chirac pada 6 Juli 2006 karena dedikasinya terhadap dunia fashion.
Booties kontemporer Kenzo
Desain modern dan berjiwa muda khas rumah mode Kenzo tetap dipertahankan desainer Carol Lim dan Humberto Leon, karakteristik itu dimunculkan dalam flat sandal yang diaplikasi strap besar menjadi booties yang unik. Sepatu wanita yang ditawarkan untuk trend 2016 ini meskipun berpenampilan sebagai sepatu boots tetapi sesuai untuk musim semi dan musim panas, karena banyak bidang yang terbuka diantara jalinan strapnya.
Pemilihan strap besar juga digunakan untuk model lain yang berbentuk sandal. Selain mengesankan simpel dan kontemporer, sandal dari Kenzo ini juga memberikan lebih banyak kenyamanan bagi pemakainya. Hanya saja dari sudut pandang estetika diperlukan lebih banyak kepekaan fashion untuk memadukannya dengan busana yang sesuai agar tak dianggap orang sebagai sandal yang didesain asal-asalan.
Rumah mode Kenzo mencatat sejarah baru di awal tahun 2016 dengan dianugerahinya gelar Knight of the Legion of Honour untuk Kenzo Takada. Gelar kewarnegaraan tertinggi untuk warga Prancis itu diberikan Pemerintah Perancis sebagai penghargaan untuk Kenzo karena dedikasinya terhadap industri fashion Perancis.
Meskipun Kenzo Takada terlahir sebagai orang Jepang di Himeji, Hyogo pada 27 Februari 1939, tetapi setelah menyelesaikan sekolahnya di Tokyo Bunka Mode College, Kenzo kemudian hijrah dan menetap di Paris, tepatnya pada tahun 1964. Sejak saat itu Kenzo mendedikasikan dirinya untuk dunia fashion, sehingga brand Kenzo di dunia selalu diasosiasikan dengan aset fashion dari Paris, Perancis.
Beraneka model sepatu wanita trend 2016 dari Vivienne
Vivienne Westwood lebih dikenal sebagai brand dan desainer dari London, Inggris, meskipun demikian Vivienne selalu tampil dalam fashion week yang diselenggarakan dua kali dalam setahun di Paris. Pasalnya, kantor perwakilan Vivienne Westwood di Perancis juga termasuk dalam deretan rumah mode terkenal di negara yang berikon menara Eiffel itu. Meskipun brand Vivienne selalu tampil dalam fashion week di Paris selain di kota asalnya sendiri, London, tetapi model yang ditampilkannya berbeda.
Untuk trend 2016 Vivienne Westwood menampilkan sepatu wanita dengan beragam model. Andalannya kali ini adalah model high knee booties warna merah yang berbasis chunky heels dan didesain dengan style komprang di bagian atas. Model booties dengan penampilan yang amat berbeda ini juga menjadi materi utama dalam promosi Westwood sebelum digelarnya Paris Fashion Week Spring 2016.
Model lain yang tak pernah absen dalam koleksi Westwood adalah wedges. Kali ini wedgesnya didesain sederhana hanya dengan menambahkan strap lebar berwarna sama dengan platfotmnya yang didesain seolah nampak terpisah antara heels dengan platform depan. Strap lebar di bagian depan sebatas pangkal jari kelingking memang membuat sebagian jari-jari kaki lainnya “keluar” dan tak kebagian insole, teapi desain ini memberikan efek memperkuat fungsi strap, sehingga di bagian tumit tidak memerlukan tambahan aplikasi.
Selain itu masih terdapat beberapa model dan style yang ditawarkan Vivienne Westwood untuk trend 2016, seperti berikut ini :
Miu Miu hadirkan beragam model Chunky heels
Brand Miu Miu yang dirilis oleh Miuchia Prada, desainer dan pewaris Rumah Mode Prada yang didirikan tahun 1913 oleh kakeknya, Mario Prada juga selalu tampil dalam Paris Fashion Week. Miuchia yang berasal dari Italia memang berkantor pusat di Milan, tetapi juga memiliki perwakilan di Paris mengingat kota ini juga termasuk sebagai salah satu pusat fashion sunia.
Meskipun di setiap musim Rumah Mode Prada harus menampilkan lebih banyak koleksi fashion, karena selalu mengikuti fashion week di Milan dan Paris, tetapi dibawah komando Miuchia tumah mode ini tak pernah kekeringan ide. Jika tidak menampilkan model sepatu yang memiliki desain original, maka model sepatu yang didesain dengan berbagai aplikasi masih tetap menarik.
Model sepatu wanita untuk trend 2016 yang diandalkan Miuchia adalah chunky knee booties bercorak dekoratif. Pilihan kulit dengan warna gelap dan garis-garis dekoratif berwarna terang membuat penampilannya menjadi kontras.
Model booties lainnya berbasis chunky heels berupa ankle boots yang dibuat dari kombinasi beberapa bahan dengan warna-warna berbeda yang alami sehingga tampilannya cenderung bernuansa etnik.
Model yang sama ini kemudian didesain dengan style yang saling berbeda sehingga menjadi beberapa sepatu dengan model yang berbeda-beda pula :
Model chunky platform lain yang ditampilkan untuk trend 2016 diaplikasi dengan style T-bar yang masih ditambah dengan dua strap menyilang, Miu miu menghadirkan beberapa model sepatu yang didesain dengan model dasar yang sama.
Selain itu Miu Miu juga mendesain flat ballerina dengan ankle strap lebar mirip dengan saputangan yang diikatkan pada pergelangan kaki.
Beberapa high heels berbasis model cone dengan aplikasi ankle strap lebar juga dihadirkan untuk trend 2016. Meskipun juga terkesan seperti sehelai saputangan yang diikatkan pada pergelangan kaki, tetapi penampilannya sangat stylish.
Sepatu wanita untuk trend 2016 yang diperagakan oleh para desainer dan rumah mode terkenal dalam Paris Fashion Week Spring-Summer 2016 memprediksikan ke arah mana model sepatu yang akan menjadi favorit para penyuka fashion. Atau sebaliknya, merupakan hasil desain yang sama sekali baru dengan harapan bisa menjadi trend sehingga untuk produk ready to wear akan laku keras. Tetapi apakah kemudian model sepatu yang ditawarkan itu akan bisa menjadi trend atau tidak, sepenuhnya akan tergantung pada konsumen yang selera dan keinginannya juga berkembang semakin dinamis sehingga sulit ditebak.
Beragam sentuhan untuk membuat booties ini tampil fashioned. |
Model sepatu wanita Saint Laurent yang ditawarkan untuk trend 2016 masih merupakan hasil para desainer yang dimanajemeni oleh Hedi Slimane. Sejak April 2016, Creative Director yang telah bergabung selama empat tahun dengan Saint Laurent itu telah mengundurkan diri. Posisinya kemudian diisi oleh Anthony Vaccarello yang sebelumnya menjabat sebagai direktur kreatif brand Versace.
Vamp “V” dari Lanvin untuk trend 2016
Jika pada umumnya para desainer berusaha mendesain bagian vamp dengan bentuk terbuka selebar mungkin agar bisa menampakkan kaki penggunanya secara optimal, baik melalui style d’Orsay yang memamerkan bagian tengah atau sling back dengan bagian tumit yang terbuka, sedangkan untuk bagian depan biasa diaplikasi dengan style peep toe atau open toe. Tidak demikian dengan model yang ditampilkan Lanvin untuk trend 2016.
Style vamp V andalan Lanvin untuk sepatu wanita trend 2016 |
Vamp dengan pola berbentuk hutuf V merupakan style yang terbilang baru meskipun dampaknya menutup lebih banyak bagian kaki penggunanya. Secara visual menimbulkan kesan lebih runcing, apalagi jika bagian depan didesain pointed toe. Untuk wanita yang lebih suka memilih sepatu dengan style terbuka, Lanvin mengaplikasikan style sling back agar tetap bisa mempertahankan vamp V. Sebagai model andalan untuk trend 2016, model Vamp V ini ditawarkan dalam berbagai bahan, warna dan aplikasi.
Lanvin mengadopsi style balerina untuk trend 2016 |
Sepatu lainnya yang terbilang merupakan hasil adopsi ballet flats, model ini seperti layaknya sepatu balet hanya terdiri atas dua bagian, sole dan vamp yang dibuat elastis dan biasanya sepatu ini bisa dilipat. Lanvin menampilkannya dengan sentuhan desain yang berbeda, model yang sama juga diaplikasi dengan heels milik kitten sehingga penampilannya pun berubah menjadi elegan.
Style booties “kedodoran” ini diprediksi bakal jadi trend |
Mirip seperti booties Vivian Westwood, perusahaan fashion yang didirikan oleh Jeanne Lanvin pada tahun 1889 ini juga merilis model booties yang “kedodoran”. Untuk style knee high booties yang memiliki ukuran diatas betis, kesan “kedodoran”-nya nampak keterlaluan dan kurang praktis. Tetapi sangat mungkin untuk knee booties yang sebatas betis dan ankle booties sebatas pergelangan kaki akan menjadi trend.
Beragam model yang ditampilkan Lanvin untuk trend 2016 |
Sebagai fashion house tertua di Perancis dan sering menjadi trend setter, selain tiga model tersebut Lanvin masih menampilkan berbagai model sepatu high heels wanita untuk trend 2016. Koleksi Lanvin untuk Spring Summer 2016 ini merupakan desain terakhir dibawah arahan Alber Elbaz. Karena pada bulan Maret 2016 jabatan direktur kreatif yang dipegang Elbaz sejak tahun 2001 digantikan oleh Bouchra Jarrar.
Kesederhanaan yang elegan dari Hermes
Koleksi sepatu wanita untuk trend 2016 yang ditampilkan Hermes mengesankan kesederhanaan tetapi cukup elegan. Tidak hanya busana yang ditampilkan para model, tetapi juga asesories dan terutama sepatu. Hermes mengadopdi Clogs, sepatu tradisional dari negara-negara di Eropa seperti Belanda, Denmark dan Swedia yang terbuat dari kayu. Model ini pernah populer di antara tahun 1970 hingga 1980-an.
Hermes mengadopsi clogs yang bernuansa tradisional tapi bisa ditampilkan stylish |
Karakteristik clogs masih nampak jelas meskipun heelsnya sudah diaplikasi dengan model cone heels, pilihan pointed toe untuk bagian depan menambah sepatu yang di Indonesia lebih populer dengan sebutan selop ini menjadi semakin cantik. Hermes menawarkan desain andalannya ini dengan banyak variasi warna dan bahan.
Strap dengan warna yang sama sebagai pemanis dan keseimbangan |
Beberapa model sepatu ini ditampilkan dengan cara yang unik, yakni dengan dipakainya strap kecil dengan bahan dan warna serupa pada pergelangan kaki. Keunikannya, strap tersebut tidak terhubung dan menjadi bagian dari sepatu, melainkan berdiri sendiri dan lebih bersifat sebagai asesories. Tetapi strap itu secara visual berhasil menciptakan keseimbangan penampilan model clogs yang mengesankan serba terbuka mulai dari punggung kaki sampai ke betis, menjadi lebih cantik.
Desain sneakers dengan efek visual yang unik dan berbeda. |
Model lain yang juga diperagakan adalah adopsi dari sneakers, didesain dengan tidak menyimpang dari konsep asalnya kecuali memberi sentuhan warna yang berbeda antara bagian depan dan belakang dengan pola menyilang, sehingga secara visual mengesankan sebagai sepatu dari dua bagian yang disatukan. Sepatu model sneakers yang memang sedang naik daun ini menjadi tampil berbeda dan unik, tak berlebihan jika diprediksi bisa menarik minat para penyuka sneakers.
Moccasin ala Louis Vuitton
Jika selama ini diketahui bahwa moccasin menginspirasi kehadiran sepatu model loafers, kini giliran moccasin menginspirasi para desainer Louis Vuitton. Hasilnya sangat berbeda dengan loafers, meskipun diaplikasi dengan model penny loafers dan style slingback, kesan spesifik moccasin yang berupa jahitan pada bagian atas serta lilitan di seputar vamp bisa dengan seketika mengasospasikan pada moccasin.
Sling back loafers tapi terkesan berpenampilan sebagai moccasin |
Di tangan desainer Louis Vuitton sepatu tradisional suku Indian Powhattan dihadirkan kembali dengan penampilan sangat stylish. Pemilihan kulit berwarna hitam dengan lilitan tali putih yang kontras membuat sepatu ini tampil mencolok dan membuat siapa pun yang melihatnya untuk mengetahui detailnya secara menyeluruh.
Selain model tersebut, rumah mode yang sudah berusia satu setengah abad lebih itu juga menampilkan serangkaian model sepatu yang berbeda. Meskipun semuanya terbilang aplikasi baru tetapi tak mampu mengalahkan pesona moccasin ala Louis Vuitton. Beberapa diaplikasi dengan model chunky yang sedang naik daun, juga jenis sepatu flat dengan platform yang berukuran cukup tinggi.
Beberapa model dan aplikasi Louis Vuitton untuk trend 2016 |
Chunky untuk trend 2016 dari Chanel
Model sepatu wanita yang ditawarkan Chanel lebih berorientasi pada model yang sedang menjadi kecenderungan pasar sepatu fashion, yakni model chunky, sepatu hak datar dan sneakers. Rumah mode yang didirikan Coco Chanel dan sudah meraih popularitas sejak tahun 1910 ini, dalam Paris Fashion Week Spring 2016 tidak menampilkan high heels dengan model stiletto atau cone heels.
Chunky platform dengan strap berukuran besar yang diaplikasi style Mary Jane sekaligus ankle strap. |
Sepatu mid heels andalan Chanel memilih model chunky platform dengan desain sandal yang menggunakan strap berukuran besar, kemudian diaplikasi dengan style Mary Jane sekaligus ankle strap ini mampu mengubah kesan chunky yang mirip “ganjal kaki” berubah menjadi stylish. Jika dicermati, pilihan bahan sintetis berwarna metalic yang mendominasi bahkan sampai membungkus seluruh heelsnya itulah yang membuat model ini tampil jauh berbeda. Misalnya jika dibandingkan model ini menggunakan kulit asli, bahkan jika menggunakan bahan kulit suede sekalipun.
Ankle booties dengan upper dari material sintetis yang transparan |
Masih menggunakan model chunky dengan platform yang sama persis, model kedua didesain dengan mengaplikasi ankle booties divariasi dengan style man shoes yang typikal menggunakan tali sepatu. Uniknya, bagian upper didominasi material sintetis transparan, sehingga meskipun terbungkus sampai ke pergelangan kaki, tetapi kaki penggunanya tetap kelihatan. Pemilihan material yang dominan dengan warna serba putih membuat penampilan sepatu ini menjadi elegan.
Sneaker di seputar platfotmnya dilengkapi lampu LED. |
Mengikuti kecenderungan pasar, Chanel mendesain model sandal sneaker cukup tebal, di seputar platfotmnya dilengkapi lampu led. Tentu saja model yang beraplikasi dengan produk teknologi ini menarik perhatian banyak orang karena cahayanya yang berkedip-kedip. Bagi Chanel model ini bukan pertama kali diluncurkan, karena sebelumnya sudah pernah merilis model sepatu berlampu dalam koleksi Cruise 2015.
Kemudian model sepatu tersebut digunakan oleh Julianne Moore dalam acara Chanel Métiers D'Art, April 2015. Di Indonesia model yang sama sudah populer di sekitar tahun 1912 tetapi diterapkan pada sepatu anak-anak balita, tidak hanya mengedipkan cahaya, bahkan bisa mengeluarkan bunyi berdenyit setiap kali digunakan untuk melangkah.
Model sepatu musim semi dari Nina Ricci
Untuk trend 2016 Tumah Mode Nina Ricci konsisten menampilkan alas kaki yang sesuai dengan musim semi dan musim panas, yakni mid heels model sandal dengan ukuran strap yang bervariasi, beberapa model didesain dengan tambahan ankle strap. Pilihan satu warna untuk model ini tidak hanya memberikan kesan sederhana dan kompak, tetapi juga elegan.
Model sepatu Nina Ricci yang konsisten untuk musim panas |
Seperti diperagakan para model pada fashion week untuk trend musim semi 2016, paduan sandal ini dengan busana yang tepat memberikan efek penampilan yang optimal. Model ini memang menjadi andalan rumah mode yang sudah berdiri sejak tahun 1932 itu, karena desainer Nina Ricci, Guillaume Henry tidak menampilkan model lain.
Nina Ricci menampilkan sepatu dengan model yang sama hanya berbeda warna. |
Beberapa tampilan model high heels dengan strap lebar Nina Ricci. |
Henry membangun penampilan para model dengan membentuk kekuatan melalui padu padan busana secara terintegratif. Unsur yang paling dominan dari busana dan sepatu yang didesain sederhana dan kompak tersebut terletak pada pilhan warna yang ditampilkan. Maka dengan mengkombinasikannya secara tepat akan bisa menjadi kesatuan yang sinergis untuk mendukung penampilan pemakainya.
Desain minimalis dan bernuansa etnis dari Valentino
Low heels bertali Valentino yang mengikuti trend masa kini |
Model sepatu wanita Paris untuk trend 2016 yang ditampilkan oleh Valentino tidak banyak berbeda dengan pilihan Lanvin, yakni desain minimalis sesuai dengan kebutuhan di musim semi dan terutama musim panas. Flat, low heels dan paling tinggi mid heels adalah basis pilihannya untuk mendesain model sepatu bertali dan model sandal.
Flat ankle strap dengan sentuhan etnik yang cantik. |
Model lace-up flat yang mulai jadi trend di tahun lalu, dikembangkan para desainer Valentino menjadi beragam penampilan. Beberapa didesain dengan hanya mengandalkan tali, sebagian divariasikan dengan strap. Sedangkan yang paling menarik untuk model sandal adalah penampilan sentuhan bernuansa etnis pada strapnya.
Beberapa variasi model lace up dan sandal dari Valentino. |
Untuk trend 2016 ini Valentino tidak menampilkan berbagai model, tetapi mengandalkan pada model sepatu dengan style lace-up dan model sandal. Meskipun demikian para model yang memperagakannya tak kehilangan pesona dan tetap dapat tampil secara elegan. Para desainer rumah mode ini nampaknya tidak mengabaikan kinerja Valentino Clemente Ludovico Garavani, sang pendiri Valentino yang pernah memperoleh penghargaan dari Presiden Perancis, Jacques Chirac pada 6 Juli 2006 karena dedikasinya terhadap dunia fashion.
Booties kontemporer Kenzo
Flat dari Kenzo diaplikasi strap besar dan menjadi booties yang unik.. |
Desain modern dan berjiwa muda khas rumah mode Kenzo tetap dipertahankan desainer Carol Lim dan Humberto Leon, karakteristik itu dimunculkan dalam flat sandal yang diaplikasi strap besar menjadi booties yang unik. Sepatu wanita yang ditawarkan untuk trend 2016 ini meskipun berpenampilan sebagai sepatu boots tetapi sesuai untuk musim semi dan musim panas, karena banyak bidang yang terbuka diantara jalinan strapnya.
Model sandal gaya strap besar Kenzo untuk trend 2016. |
Pemilihan strap besar juga digunakan untuk model lain yang berbentuk sandal. Selain mengesankan simpel dan kontemporer, sandal dari Kenzo ini juga memberikan lebih banyak kenyamanan bagi pemakainya. Hanya saja dari sudut pandang estetika diperlukan lebih banyak kepekaan fashion untuk memadukannya dengan busana yang sesuai agar tak dianggap orang sebagai sandal yang didesain asal-asalan.
Rumah mode Kenzo mencatat sejarah baru di awal tahun 2016 dengan dianugerahinya gelar Knight of the Legion of Honour untuk Kenzo Takada. Gelar kewarnegaraan tertinggi untuk warga Prancis itu diberikan Pemerintah Perancis sebagai penghargaan untuk Kenzo karena dedikasinya terhadap industri fashion Perancis.
Meskipun Kenzo Takada terlahir sebagai orang Jepang di Himeji, Hyogo pada 27 Februari 1939, tetapi setelah menyelesaikan sekolahnya di Tokyo Bunka Mode College, Kenzo kemudian hijrah dan menetap di Paris, tepatnya pada tahun 1964. Sejak saat itu Kenzo mendedikasikan dirinya untuk dunia fashion, sehingga brand Kenzo di dunia selalu diasosiasikan dengan aset fashion dari Paris, Perancis.
Beraneka model sepatu wanita trend 2016 dari Vivienne
Vivienne Westwood lebih dikenal sebagai brand dan desainer dari London, Inggris, meskipun demikian Vivienne selalu tampil dalam fashion week yang diselenggarakan dua kali dalam setahun di Paris. Pasalnya, kantor perwakilan Vivienne Westwood di Perancis juga termasuk dalam deretan rumah mode terkenal di negara yang berikon menara Eiffel itu. Meskipun brand Vivienne selalu tampil dalam fashion week di Paris selain di kota asalnya sendiri, London, tetapi model yang ditampilkannya berbeda.
Booties gaya Vivienne Westwood yang dipromosikan sebelum fashion week digelar. |
High knee booties yang menjadi andalan Vivienne Westwood untuk trend 2016. |
Untuk trend 2016 Vivienne Westwood menampilkan sepatu wanita dengan beragam model. Andalannya kali ini adalah model high knee booties warna merah yang berbasis chunky heels dan didesain dengan style komprang di bagian atas. Model booties dengan penampilan yang amat berbeda ini juga menjadi materi utama dalam promosi Westwood sebelum digelarnya Paris Fashion Week Spring 2016.
Wedges adalah salah satu favorit Vivienne Westwood yang selalu ditampilkan berbeda pada setiap fashion week, baik di London maupun di Paris. |
Model lain yang tak pernah absen dalam koleksi Westwood adalah wedges. Kali ini wedgesnya didesain sederhana hanya dengan menambahkan strap lebar berwarna sama dengan platfotmnya yang didesain seolah nampak terpisah antara heels dengan platform depan. Strap lebar di bagian depan sebatas pangkal jari kelingking memang membuat sebagian jari-jari kaki lainnya “keluar” dan tak kebagian insole, teapi desain ini memberikan efek memperkuat fungsi strap, sehingga di bagian tumit tidak memerlukan tambahan aplikasi.
Selain itu masih terdapat beberapa model dan style yang ditawarkan Vivienne Westwood untuk trend 2016, seperti berikut ini :
Miu Miu hadirkan beragam model Chunky heels
Brand Miu Miu yang dirilis oleh Miuchia Prada, desainer dan pewaris Rumah Mode Prada yang didirikan tahun 1913 oleh kakeknya, Mario Prada juga selalu tampil dalam Paris Fashion Week. Miuchia yang berasal dari Italia memang berkantor pusat di Milan, tetapi juga memiliki perwakilan di Paris mengingat kota ini juga termasuk sebagai salah satu pusat fashion sunia.
Meskipun di setiap musim Rumah Mode Prada harus menampilkan lebih banyak koleksi fashion, karena selalu mengikuti fashion week di Milan dan Paris, tetapi dibawah komando Miuchia tumah mode ini tak pernah kekeringan ide. Jika tidak menampilkan model sepatu yang memiliki desain original, maka model sepatu yang didesain dengan berbagai aplikasi masih tetap menarik.
Model sepatu wanita untuk trend 2016 yang diandalkan Miuchia adalah chunky knee booties bercorak dekoratif. Pilihan kulit dengan warna gelap dan garis-garis dekoratif berwarna terang membuat penampilannya menjadi kontras.
Chunky knee booties bercorak dekoratif andalan Miu Miu untuk trend 2016. |
Model booties lainnya berbasis chunky heels berupa ankle boots yang dibuat dari kombinasi beberapa bahan dengan warna-warna berbeda yang alami sehingga tampilannya cenderung bernuansa etnik.
Chunky heels ankle booties didesain dari kombinasi beberapa bahan dengan corak dan warna-warna yang bernuansa etnik. |
Model yang sama ini kemudian didesain dengan style yang saling berbeda sehingga menjadi beberapa sepatu dengan model yang berbeda-beda pula :
Model chunky platform lain yang ditampilkan untuk trend 2016 diaplikasi dengan style T-bar yang masih ditambah dengan dua strap menyilang, Miu miu menghadirkan beberapa model sepatu yang didesain dengan model dasar yang sama.
Selain itu Miu Miu juga mendesain flat ballerina dengan ankle strap lebar mirip dengan saputangan yang diikatkan pada pergelangan kaki.
Chunky platform yang diaplikasi dengan style T-bar ditambah dua strap menyilang |
Beberapa high heels berbasis model cone dengan aplikasi ankle strap lebar juga dihadirkan untuk trend 2016. Meskipun juga terkesan seperti sehelai saputangan yang diikatkan pada pergelangan kaki, tetapi penampilannya sangat stylish.
Sepatu wanita untuk trend 2016 yang diperagakan oleh para desainer dan rumah mode terkenal dalam Paris Fashion Week Spring-Summer 2016 memprediksikan ke arah mana model sepatu yang akan menjadi favorit para penyuka fashion. Atau sebaliknya, merupakan hasil desain yang sama sekali baru dengan harapan bisa menjadi trend sehingga untuk produk ready to wear akan laku keras. Tetapi apakah kemudian model sepatu yang ditawarkan itu akan bisa menjadi trend atau tidak, sepenuhnya akan tergantung pada konsumen yang selera dan keinginannya juga berkembang semakin dinamis sehingga sulit ditebak.
Tags : model-sepatu-wanita-paris-trend-2016
Artikel Terkait dengan “Model Sepatu Wanita Paris Trend 2016” :
Model Sepatu Wanita Terbaru Trend 2016Style 2016 : Lace Up Flats
Model Wedges Ferragamo Trend 2015-2016, Reinkarnasi Dari Tahun 1939
Trend 2015-2016 : Chunky Merambah Mid Heels
Miu Miu Chunky Heels Dari Prada Terbaik Untuk Trend 2015-2016
Untuk Trend 2015-2016 Chanel Hadirkan Sang Legenda Two Tone
Model Wedges Fendi Trend 2015-2016 Dengan Platform Baru, Stylish Dan Fungsional
Model Sepatu Hak Datar Gucci untuk Trend 2015-2016
Wedges Gaya Italia Trend 2015- Maret 2016
Trend Wedges Ala Paris Sampai Maret 2016
Wedges Gaya New York untuk Trend 2015-2016
Referensi dan Foto Artikel “Model Sepatu Wanita Paris Trend 2016” :
01. Paris Fashion Week Spring 2016
02. Balmain Spring 2016 Shoe Highlights: Paris Fashion Week
03. Dior Spring 2016 Shoe Highlights: Paris Fashion Week
04. Saint Laurent in paris fashion week spring 2016 review
05. Lanvin (company), Wikipedia the free encyclopedia
06. Preview of Hermes Spring/Summer 2016 Runway Collection
07. Louis Vuitton’s journey into sci-fi
08. Chanel Sends Light-Up Shoes Down Aviation-Themed Runway
09. Spring 2016 Ready-to-Wear Nina Ricci
10. Valentino Spring 2016 Shoe Highlights: Paris Fashion Week
11. Kenzo Takada,Wikipedia the free encyclopedia
12. Vivienne Westwood Spring Summer 2016 Campaign
13. Miu Miu Ready To Wear Spring Summer 2016 Paris